20 Oktober 2020

The Rain Leave Us A Scar

 

What Is Drowning?

Never once I thought,

These middle-life crisis would appear before my eyes,

As it swept all my energy,

I began to lean on you,

Hope that all my worries would disperse,

Oh poor all of us lost soul,

Only to be united by tragic fate,

Barely hanging by a thread,

Swinging over raging flame,

Minute over minute day by day,

No one knows what lies for us,

Just to keep awake next morning,

As you walk by I’ll fly to the moon.

 

Darling have you ever seen, powerlessness swept everything from one's life, just left him a carapace?

Darling have you ever seen, an empty shell, holding its last straw, just to embrace what's left?

I dont know myself, its been a long time,

Since I...

 



"If we are not meant to be together, why do we have these feelings?"

Read More

15 September 2020

At last..

Image
little light hope

 Izinkanlah aku menghela nafas, sebelum menerawang kembali jauh ke belakang, dan sedikit menata asa. Memupuknya kembali agar suatu saat nanti Tuhan kembali memberi kesempatan. Hanya tanya, yang tetap tak terjawab, dengan suatu kepastian yang tak henti menghantui, berputar pelan namun pasti dalam setiap hembusan kata, “Mungkinkah semua tanya kau yang jawab?”. Maaf, ragaku mungkin masi tegar menembus hujan, namun rupanya batin tak pernah bisa menerima kenyataan. Topeng demi topeng, setiap hembus kebohongan yang kutelan akhirnya melumpuhkan indra perasa ini.

Read More

17 Maret 2017

A Day to Remember

Ego...

Ya, ego. Itulah hal yang membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lain. Itulah keistimewaan yang dihadiahkan kepada manusia dari sang Pencipta. Dari ego kita tahu kapan kita harus berhenti, kapan kita harus menempatkan segala sesuatunya. Namun dari ego jugalah kita bisa menjadi kalap, menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsu kita. Atau juga dari ego, membuat suatu dua insan yang saling menyapa, bersua satu sama lain menjadi diam, gersang tanpa suatu salam hangat yang biasa dilontarkan.

Dan aku adalah salah satu manusia yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan dengan ego yang tinggi. Aku terbiasa makan dengan sendok perak. Hampir segala hal yang aku inginkan dapat dengan mudah tersaji didepan mataku. Namun sekarang roda sudah berputar, tapi kebiasaan yang sudah tertanam tak mungkin lagi dihapuskan. Aku meneruskan tradisi dari keluargaku, lingkungan yang telah membawaku hingga saat ini. Meskipun aku tahu banyak hal baik dan buruk dari yang kecil hingga yang besar berlalu lalang disekitarku, selama tidak berefek apapun terhadp hidupku maka aku hanya akan memandangnya sebelah mata. Hingga tanganmu menyadarkanku.

Tahukah engkau? Kedatanganmu, kehadiranmu, kata katamu, senyum manismu, sedikit banyak sudah merubahku, merubah hidupku, merubah cara pandangku, merubah motivasiku, dan merubah jalan hidupku. Aku mulai menata, menulis dengan indah doa doa tentangmu dalam setiap heningku. Dan dalam riangku aku selalu memikirkanmu, dengan segala hal yang akan dan telah kita lalui bersama. Dirimu adalah salah satu kuasa Tuhan yang berperan penting dalam lika liku kehidupanku. Meskipun aku tahu tidak semua hal bisa bertahan untuk selamanya.

Ketika engkau mulai melangkah menjauh, terlena dengan keraguan, menari bersama ketidakpastian dalam irama ketidakpercayaan, semua hal yang telah kita lalui seakan tak pernah ada harganya dengan setitik nila yang sudah jatuh. Ucapanku pun hanya menjadi hiasan mulut yang bingung merangkai kalimat demi kalimat hanya untuk membuatmu percaya kembali. Hingga pada batasnya, ia mulai menyerah, ia menerima semua macam keadaan yang akan terjadi, ia lebih memilih untuk menikmati waktu yang terjadi, entah akhiran apa yang akan ia temui bersamamu, yang penting ia tahu bahwa ia tak sendirian, masi ada kamu.

Walaupun engkau tahu bahwa aku selalu hidup dalam batas. Dan tiap manusia selalu mempunyai batasannya sendiri bukan, terhadap suatu hal. Ketika aku sudah melewati batas itu, yang ada hanyalah seseorang yang tidak pernah kuharapkan untuk muncul, sikap yang tak pernah kumaksudkan untuk keluar, dan kata yang tak pernah mewakili apa yang kurasa. Hingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah penyesalan, menaungi hari hari kelabu yang semakin kelam.

Kuharap suatu saat akan datang lagi, kesempatan kedua untukku kembali menggenggam relung hatimu, dengan tangan yang akan menebar kebahagiaan. Untukmu dariku, permintaan maaf yang tak pernah terjawab, tanya yang tak pernah terucap, dan kata yang tak pernah kau tahu artinya, semoga hal kecil ini bisa engkau telaah, ketika jiwamu sudah kembali putih dan biru seluas samudra.
 

You left me without saying a word...
You left me without saying...
You left me...
You left...
Read More

26 Februari 2017

Is It Me? Or It Just You?

Hai, kamu yang sedang terbang disana...
Kita bertemu, saling menyapa, tersenyum, tertawa, Nampak raut kebahagiaan menghiasi. Walaupun itu tak selalu terjadi dalam setiap pertemuan. Terkadang pula kita diam, larut dalam pikiran masing masing, atau hanya saling menunggu satu sama lain untuk memulai pembicaraan. Namun ketika amarah menguasai, badan sudah mulai saling berbeda arah, pikiran sudah kalut tetapi kenapa hati masih saling mencari? Hati juga yang mengakhiri pertengkaran, dengan segala kebesaran dan kesabarannya hati yang awalnya naik pitam pun luluh juga, meskipun terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Dari sisiku, ketika semua hal sudah pada batasnya, yang akan kulakukan adalah menambah batasnya, dan tentu saja mengurangi beban masalah sedikit demi sedikit. Semoga dengan bantuan waktu semua hal dapat teratasi dan terobati. Aku akan tetap melangkah maju, bertahan dengan segala keputusan yang telah aku ambil dan janji yang sudah terucap. Tak peduli apapun rintangannya akan kucoba lalui, meskipun aku sendiri sadar, dengan segala keterbatasanku sebagai manusia, dalam perjalanannya aku masi bisa ragu, goyah bahkan mengeluh dengan semua beban yang ada, namun percayalah hal itu tak akan pernah mengurangi sedikitpun keputusan yang sudah kupilih. Yakinlah, semua yang telah kukatakan dan kulakukan telah kupikirkan matang matang, entah dari baik buruknya ataupun resiko yang mungkin harus diambil, aku akan tetap melakukannya.

Dari sisimu, mungkin yang akan kutulis ini hanya persepsi dariku saja, namun kuharap ini sudah cukup untuk mewakili apa yang kamu rasakan. Kamu, yang sedang menikmati waktu dan keadaan ini, kamu juga yang sedang bingung dalam ketidakpastian ini, dan kamu juga yang membatasi dirimu sendiri dari hal hal yang mungkin bisa menyelesaikan permasalahanmu. Apa yang sebenarnya kamu rasakan? Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kenapa kamu melakukan hal ini? Kenapa kamu melakukan hal itu? Ya, itulah yang sedang kurasakan darimu, hanya pertanyaan pertanyaan nonsense yang berputar tanpa henti sebelum jawaban itu keluar dari mulutmu, walaupun aku sendiri tak kan pernah tahu apakah selalu kebenaran yang keluar dari itu.


Untuk menutup sajian kali ini, hanya ini yang bisa aku katakan. Jawaban dari judul bacaan hina ini, “It Just You”. Waktu memang selalu membuat kita berputar, mungkin dulu jawabannya ada di aku, namun sekarang semua kembali kepadamu. Semoga dengan ini keraguanmu terhadapku mampu memudar dengan sendirinya, dan segala ketidakpastian akan membuka jalan menuju kebenaran. Selesaikanlah gejolak yang ada pada dirimu, untukku, jawabannya masi sama. Semoga engkau mengerti. Have a Nice Day there, you, the one maybe.
Read More

20 Januari 2017

On the Verge of Dusk

 

Senja,
Aku hidup dibatas senja. Menikmati lalu lalang manusia yang beranjak dari tempatnya. Melihat raut wajah yang sudah lelah, terkadang diwarnai sedikit kegembiraan, kelegaan atau bahkan kenyamanan. Namun dibalik semua itu, tiada kata yang pernah terucap. Hanya gambaran emosi yang seakan meluap dari lekuk tubuh mereka.

Senja,
Pertemuan antara siang dan malam. Dimana matahari dan bulan saling menyapa. Tertawa terbahak bahak dalam alunan warna lembut dengan desir angin semilir yang mengantar. Mereka saling bertukar cerita, mengantar satu sama lain untuk melihat betapa bodohnya insan manusia. Berlalu lalang tanpa kata dan berjalan lurus tanpa melihat sekelilingnya.

Senja,
Tempat pilihan berada. Senja selalu berhasil mengantar insan manusia untuk terjun jauh ke dalam pikirannya. Melayang layang dalam pelukan awan mimpi mimpi kosong. Seakan memberi secercah harapan dengan pulangan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Ia akan selalu membawamu menari indah diantara dua pilihan, diiringi alunan waktu yang tak pernah bisa berhenti, maupun kembali.

Senja,
Datanglah padaku wahai senja. Semarakkan pikiran yang sedang kosong ini, isilah dengan bunga bunga indah karanganmu. Berilah aku akar untuk kupegang erat. Sekalipun aku terjatuh, aku tak akan pernah menyalahkanmu. Akan selalu kunikmati jalan yang telah kupilih, dibatas ambang senja.

"Only Fools Rush In"
-unknown
Read More