20 Januari 2017

On the Verge of Dusk

 

Senja,
Aku hidup dibatas senja. Menikmati lalu lalang manusia yang beranjak dari tempatnya. Melihat raut wajah yang sudah lelah, terkadang diwarnai sedikit kegembiraan, kelegaan atau bahkan kenyamanan. Namun dibalik semua itu, tiada kata yang pernah terucap. Hanya gambaran emosi yang seakan meluap dari lekuk tubuh mereka.

Senja,
Pertemuan antara siang dan malam. Dimana matahari dan bulan saling menyapa. Tertawa terbahak bahak dalam alunan warna lembut dengan desir angin semilir yang mengantar. Mereka saling bertukar cerita, mengantar satu sama lain untuk melihat betapa bodohnya insan manusia. Berlalu lalang tanpa kata dan berjalan lurus tanpa melihat sekelilingnya.

Senja,
Tempat pilihan berada. Senja selalu berhasil mengantar insan manusia untuk terjun jauh ke dalam pikirannya. Melayang layang dalam pelukan awan mimpi mimpi kosong. Seakan memberi secercah harapan dengan pulangan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Ia akan selalu membawamu menari indah diantara dua pilihan, diiringi alunan waktu yang tak pernah bisa berhenti, maupun kembali.

Senja,
Datanglah padaku wahai senja. Semarakkan pikiran yang sedang kosong ini, isilah dengan bunga bunga indah karanganmu. Berilah aku akar untuk kupegang erat. Sekalipun aku terjatuh, aku tak akan pernah menyalahkanmu. Akan selalu kunikmati jalan yang telah kupilih, dibatas ambang senja.

"Only Fools Rush In"
-unknown

0 komentar: